Pembangunan hunian tetap ( huntap) bagi warga korban bencana Palu ditargetkan selesai pada Mei 2020. Saat ini progres konstruksinya mencapai 71,5 persen.
Pada tahap pertama pembangunan terdapat 630 unit huntap yang didirikan di Sulteng. Masing-masing mencakup 230 unit di Kelurahan Duyu, Kota Palu dan 400 unit di Desa Pombewe, Kabupaten Sigi. Di Kelurahan Dayu sudah disiapkan lahan seluas 14,1 hektar untuk area huntap.
Hingga saat ini, progres pembangunannya mencapai 98 persen atau mencakup 227 hunian. Sementara pengerjaan huntap di Desa Pombewe kini telah mencapai 180 unit atau 45 persen.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, penanganan pasca-bencana Sulawesi Tengah meliputi tahap tanggap darurat, rehabilitasi, dan rekonstruksi. “Pendekatannya adalah build better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama,” ujar Basuki seperti dikutip Kompas.com dari laman resmi Kementerian PUPR, Selasa (14/4/2020).
Basuki menambahkan, konstruksi huntap dilakukan dengan protokol keamanan terkait Covid-19. Pembangunan setiap rumah dikerjakan oleh tiga orang pekerja.
Huntap dibangun dengan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana (RISHA). Teknologi ini diklaim tahan gempa serta mempersingkat waktu pembangunan karena menggunakan sistem modular.
Tak hanya huntap, Kementerian PUPR juga juga membangun dinding penahan tanah, jalan lingkungan, drainase, reservoir dan jaringan SPAM, TPL dan IPAL, RTH dan lanskap, serta fasilitas umum dan sosial.
Pembangunan huntap ini juga melibatkan donatur dari Yayasan Buddha Tzu Chi yang membangun 1.500 unit di Kelurahan Tondo, Kota Palu. Kemudian 1.000 unit hunian di Pombewe, Kabupaten Sigi.
Adapun huntap di Kabupaten Tondo dibangun dengan tipe 36 dan luas tanah 150 meter persegi. Progres konstruksinya saat ini mencapai 490 dari 962 unit. Sementara 85 unit huntap di Pombewe kini telah rampung dan 225 unit lainnya tengah dalam proses penyelesaian.
Sumber: Kompas.com