Huntap Duyu Rusak Diterjang Banjir

738 dilihat

Ditulis oleh

Huntap Duyu, Kamis, 24 September 2020, diterjang banjir. Akibatnya, sebagian konstruksi huntap mengalami kerusakan.

Mengutip situs ciptakarya.pu.go.id, lokasi huntap Duyu bisa diterjang banjir karena tidak adanya kajian hidrologi kawasan. Ketiadaan kajian hidrologi kawasan itu pula yang ditengarai menjadi penyebab banjir di lokasi huntap Tondo I pada 17 Agustus 2020 yang lalu.

Kajian hidrologi kawasan menjadi penting untuk dilakukan. Kajian hidrologi akan dapat memperkirakan perubahan karakteristik hidrologi akibat perubahan tata guna lahan, laju erosi, volume debit banjir, dan tingkat infiltrasi. Terlebih lagi untuk lokasi huntap yang ada di Kota Palu.

Berdasarkan penilaian kesesuaian lokasi huntap, kondisi lahan secara umum di Kota Palu adalah berbukit dengan kemiringan di atas 15% sehingga rawan terhadap bencana longsor dan sedimen. Tidak terkecuali untuk kondisi lahan di Tondo dan Duyu. Topografi Duyu bahkan lebih terjal dibanding Tondo. Secara toponimi, Duyu sendiri dalam Bahasa Kaili berarti longsor.

Ketiadaan kajian hidrologi dalam perencanaan pembangunan huntap tentu membuahkan pertanyaan besar. Kementrian PUPR, sebagai penanggung jawab pelaksanaan proyek huntap, seakan abai untuk mempertimbangkan adanya potensi bencana dan mitigasinya. Hal ini pun menjadi ironis mengingat proyek huntap Kementrian PUPR mengusung tujuan untuk membangun kembali lebih baik (build back better), lebih aman (build back safer), dan berkelanjutan (sustainable).

Huntap Duyu, yang dipersiapkan untuk warga terdampak Kota Palu, sampai saat ini memang masih dalam tahap penyelesaian. Dari 230 unit huntap yang sedang dibangun, baru 11 unit yang selesai. Sedianya, huntap Duyu dijadwalkan bisa selesai secara keseluruhan pada Desember 2020 mendatang.

Penyelesaian huntap Duyu sebenarnya sudah tertunda beberapa kali. PT Wijaya Karya, sebagai kontraktor proyek huntap Duyu, sebelumnya menjadwalkan penyelesaian pada April 2020. Ketika target pada April 2020 tidak tercapai, jadwal penyelesaian dimundurkan ke akhir September, sebelum kemudian mundur lagi ke Desember 2020.

Dengan adanya kerusakan akibat banjir ini, penyelesaian proyek yang pembiayaannya berasal dari pinjaman Bank Dunia ini sangat mungkin akan kembali tertunda.***

Tinggalkan Komentar