Serikat Loli Raya Tuntut Kepastian Huntap dan Stimulan

245 dilihat

Ditulis oleh

Ratusan warga Desa Loli atas namakan dirinya Serikat Loli Raya unjuk rasa dan lakukan pemblokiran jalan menuntut pembayaran bantuan anggaran pembangunan hunian/rumah tetap (Huntap) dan dana stimulan pasca gempa bumi, tsunami dan likuifaksi di Palu, Sigi dan Donggala ((Pasigala), Sulawesi Tengah (Sulteng) tahun 2018 lalu hingga kini sebahagian belum terealiasi.

Aksi dipimpin Wiwin dengan melakukan pemblokiran Jalan Trans Sulawesi Donggala-Palu di Desa Loli Pesua, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (25/3/2021).

Massa aksi membentangkan spanduk bertuliskan, Serikat Loli Raya, segerakan pembangunan Huntap mandiri dan satelit, cairkan dana stimulan bagi warga terdata dan yang belum terdata.

Sekitar pukul 13:40 WITA, massa aksi melakukan konvoi dengan berjalan kaki mulai dari Desa Loli Dondo menuju Desa Loli Pesua.

Pukul 14:20 WITA, massa aksi tiba di Desa Loli Pesua dan melakukan pemblokiran jalan dan berorasi, Wiwin mendesak pemerintah agar segera menyalurkan hak-hak korban bencana 28 September 2018.

“Segerakan pembangunan Huntap skema satelit dan mandiri yang mana pembangunan Huntap skema satelit dan mandiri hanya menjadi janji-janji pemerintah tanpa ada kejelasan realisasi, sehingga kami mendesak pemerintah agar memastikan dan mempercepat pembangunan Huntap, baik secara kontraktual maupun skema mandiri,” tegas Wawan.

Ia menyatkan, segerakan penyaluran dana stimulan pada warga terdampak bencana yang belum terdata dan yang sudah terdata.

“Penyaluran dana stimulan oleh pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Donggala sampai dengan saat ini belum tersalurkan ke seluruh warga terdampak bencana yang berada di wilayah Loli Raya,” ujar Wawan.

Tak lama kemudian, Kapolres Donggala melakukan mediasi kepada massa aksi dan meminta kepada massa aksi untuk tidak bersikap anarkis. Dan disusul rombongan perwakilan Pemda Donggala tiba di Desa Loli Pesua untuk melakukan mediasi dipimpin Sekda Kabupaten Donggala Rustam Efendi didampingi Asisten I Moh Yusuf Lamakampali, Kepala Dinas (Kadis) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Happy Sri Handayani Noor, dan Kepala Badan Kesbangpol Tafip.

Wiwin menyampaikan tuntutan ke Pemda Donggala, di Loli Raya masih banyak korban yang terdampak bencana belum terdata sama sekali, dan sana stimulan di Loli Raya belum rampung serta belum 100%, yang Rp30 jutanya masih ada yang tertahan.

“Kami minta segera salurkan dana stimulan yang terdampak bencana yang belum terdata dan yang sudah terdata. Dan kita warag Loli butuh kepastian,” paparnya.

Tanggapan Kadis PUPR Donggala, Happy Sri Handayani Noor mengatakan, kami akan segera membangun Huntap, untuk Loli Tasiburi yang sudah ditentukan dan selesai dibersihkan akan segera dibangun.

“Pembangunan Huntap satelit sudah akan segera dilakukan mulai besok di Desa Tasiburi. Skema mandiri kita menunggu dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bappenas, karena berkaitan dengan departemen lain. Untuk bantuan stimulan saat ini sudah tidak ada,” kata Happy.

Asisten I Kabupaten Donggala, Moh Yusuf Lamakampali menjelaskan, pada awalnya memang diwilayah ini ada dua, yaitu Huntap mandiri dan stimulan, dimana stimulan adalah diperuntukkan bagi daerah-daerah yang tidak berada di daerah zona merah, sehingga Huntap diperuntukkan bagi daerah-daerah yang ada zona merahnya.

“Sehingga dibangunlah kesepakatan-kesepakatan apa yang menjadi keinginan masyarakat dengan bagaimana orang-orang ingin Huntap itu bisa juga di stimulankan. Akhirnya adalah kesepakatan dibangun pada saat itu adalah Loli Saluran, itulah terwujud saat ini stimulan sementara sudah berjalan. Ada tiga desa saat ini yaitu Loli Tasiburi, Loli Oge dan Loli Pesua,” jelas Yusuf.

Dandim 1306 Donggala, Kapolres Donggala bersama Pemda Donggala melakukan mediasi kepada perwakilan massa aksi.

Sekda Kabupaten Donggla, Rustam Efendi menyampaikan, terkait pembangunan Huntap mandiri harus berhubungan dengan pihak pusat, yaitu Kemenkeu, Bank Dunia dan Bappenas.

Dandim 1306 Donggala, Kolonel Inf Heri Bambang Wahyudi menyampaikan kepada ke perwakilan massa aksi Wiwin, agar membuat surat pengajuan usulan perubahan ke stimulan ke pihak Pemda dan pihak Pemda agar memfasilitasi saudara Wiwin sebagai perwakilan dari massa aksi untuk berangkat ke pusat (Jakarta).

Tanggapan Wiwin menyampaikan agar pemda mengeluarkan SK terlebih dahulu terkait rekomendasi kepada masyarakat yang menerima stimulan.

Hingga pukul 20:35 WITA, massa aksi membuka Jalan Trans Sulawesi Donggala-Palu untuk dillalui pengguna jalan selanjutnya membubarkan diri. (Aripin/Nis)

Sumber : Trans89.com

Tinggalkan Komentar