Hampir enam tahun pascagempa di Palu, Sigi, dan Donggala, pembangunan hunian tetap ditargetkan rampung tahun ini.
PALU, KOMPAS — Pembangunan 5.598 hunian tetap korban gempa dan likuefaksi di Palu, Sulawesi Tengah, ditargetkan rampung tahun ini. Hingga Juni tersisa 382 unit yang akan dituntaskan. Pemerintah juga memastikan tak akan ada lagi perpanjangan untuk penuntasan proyek hunian tetap ini.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan hal ini saat meninjau proyek hunian tetap di Tondo, Palu, dan menyerahkan secara simbolis kunci kepada calon penghuninya, Jumat (14/6/2024).
”Sampai saat ini sudah terbangun 5.216 unit dari target 5.598 unit. Sisanya akan dituntaskan tahun ini, bahkan jika mungkin Oktober sudah selesai. Tak hanya pembangunannya, kami juga menarget segala hal terkait hunian tetap tuntas dan dihuni,” katanya.
Muhadjir memastikan tak ada lagi perpanjangan waktu untuk pembangunan hunian tetap yang tersisa. Ini berarti, dalam empat bulan ke depan atau selambatnya akhir tahun, sisa 382 unit yang belum terbangun harus tuntas. ”Saya tak akan memberi perpanjangan lagi. Harus selesai,” ucapnya.
Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Iwan Suprijanto mengatakan, sisa yang belum terbangun sekarang dalam proses. Dia pun optimistis sebelum akhir tahun akan rampung.
Berdasarkan data Kementerian PUPR, pada awalnya terdata 11.788 rumah warga terdampak bencana yang harus dibangun. Dari jumlah ini, dilakukan validasi hingga diperoleh angka target pembangunan oleh Kementerian PUPR sebanyak 8.788 unit. Adapun target pembangunan oleh lembaga swadaya masyarakat sebanyak 3.000 unit.
”Lalu kami mendapatkan pembaruan data hingga target pembangunan oleh PUPR menjadi 5.722 unit dan dan lembaga lain 2.368 unit. Dalam perjalanannya, terdapat data anomali sebanyak 213 unit hingga target kami menjadi 5.598 unit,” katanya.
Hingga kini 5.216 unit sudah terbangun. Jumlah ini tersebar di Kota Palu (2.991), Kabupaten Sigi (1.238), dan Kabupaten Donggala (1.369). Sebanyak 4.264 unit sudah siap huni dan sebanyak 4.211 unit sudah serah terima kunci. Dari jumlah ini, 3.524 unit sudah dihuni.
Sampai saat ini sudah terbangun 5.216 unit dari target 5.598 unit. Sisanya akan dituntaskan tahun ini, bahkan jika mungkin Oktober sudah selesai. Tak hanya pembangunannya, kami juga menarget segala hal terkait hunian tetap tuntas dan dihuni.
Di Kota Palu, hunian tetap tersebar di empat lokasi dengan total luas lahan 66,20 hektar. Di Kabupaten Sigi, hunian tetap tersebar di empat lokasi dengan total luas lahan 97,46 hektar. Adapun di Donggala, hunian tetap dibagun di empat lokasi yang menepati lahan seluas 16,55 hektar.
Rumah-rumah ini memiliki dua kamar tidur dan ruang tamu. Kamar mandi terletak di luar rumah, tetapi masih satu rangkaian dengan bangunan rumah. Terdapat kelebihan tanah di depan dan belakang untuk pengembangan. Setiap rumah juga dilengkapi tandon air dan fasilitas listrik.
Nurmila (45), salah seorang calon penghuni hunian tetap Tondo, bersyukur akhirnya bisa menerima kunci. Semula dia menetap di Buluri, Palu, dan saat gempa terjadi, rumahnya hancur.
”Sempat tinggal di hunian sementara hampir dua tahun. Akhirnya karena hunian sementara habis masa tinggalnya, saya menumpang di rumah kerabat. Bersyukur sekarang sudah dapat hunian tetap. Walau kecil, kami akan segera pindah. Jika ada rezeki, nanti bisa menambah kamar,” katanya.
Ruaidah Korompot (47), warga lain, mengamini hal ini. Dengan jumlah lima anak, hunian tetap yang diterimanya terbilang kecil. ”Namun, setidaknya kami sudah bisa menempati rumah sendiri. Urusan renovasi dan menambah kamar akan bertahap dilakukan,” katanya.
Gempa di Palu, Sigi, dan Donggala terjadi pada 28 September 2018 pukul 18.02 Wita. Gempa berkekuatan M 7,5 ini disertai tsunami dan likuefaksi. Ribuan warga meninggal berikut ribuan rumah yang hancur. Pascagempa, warga yang menjadi korban menempati hunian sementara sembari menunggu pembangunan hunian tetap yang ditargetkan rampung keseluruhan tahun ini.
* * *
Sumber: Kompas.id