Pemkot Palu Susun Master Plan Huntap di Petobo

176 dilihat

Ditulis oleh

Palu, Metrosulawesi.id – Pemerintah Kota Palu melalui Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Palu, tengah menyusun master plan untuk membangun Hunian Tetap (Huntap) dan kawasan pemukiman di Petobo.

Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman Kota Palu, Ir. Dharma Gunawan Mochtar, mengatakan, Pemkot Palu telah bertemu dengan masyrakat Petobo yang terdampak likuefaksi, dan menyatakan ada lahan siap untuk menampung kapasitas sekira 1.200 Kepala Keluaraga (KK)

“Lahan siap ini, hari ini (kemarin-red) kami tinjau, yang selanjutkan akan dibuat site plan, dari siti akan terhitung dimana saja, ruang terbuka hijaunya, sarana pendidikan, dan rumah ibadah serta lainnya,” kata Dharma di Palu, Rabu, 18 September 2019.

Kata Dharma, yang disusun dalam master plan itu bukan hanya skala Huntap saja tetapi skala kawasan permukiman secara keseluruhan.

Dharma mengatakan, pada umumnya masyarakat di Petobo yang rumahnya terkena likuefaksi, tidak mau jauh dari kampungnya. Olehnya itu pihaknya berusaha menyusun semacam master plan untuk pengembangan kawasan di Petobo di luar dari likuefaksi.

Selain itu Dharma mengatakan, dalam penanganan Huntap Pemkot Palu telah melakukan langkah-langkah. Salah satunya melakukan koordinasi dengan Yayasan Kemanusiaan Buddha Tzu Chi untuk memastikan jumlah unit Huntap yang akan dibangun di Palu.

Kata dia, di tingkat awal Buddha Tzu Chi sebenarnya mengalokasikan Huntap sekira 3.000 unit, namun ada perubahan, sebab sebagian dialokasikan ke Kabupaten Sigi, maka di Kota Palu diberikan sebanyak 2.000 unit.

“Tetapi di tahap I, MoU bersama Buddha Tzu Chi dengan Pemerintah Kota Palu, dialokasikan baru 1.000 unit. Dari seribuan unit itu, yang baru sekarang terbangun sekira 400-san unit yang berada di Tondo, tepatnya di belakang kampus Universitas Tadulako Palu,” jelasnya.

Dharma mengatakan, Huntap di Tondo itu lengkap hingga pada sarana listrik dan bahkan didorong untuk pensertifikatan.

“Alhamdulillah pihak Buddha Tzu Chi sudah melakukan semacam penjaringan calon penghuni Huntap, berdasarkan kriteria mereka sesuai data yang diberikan oleh Pemda,” ujarnya.

Selain di Tondo, pembangunan Huntap juga akan dilakukan di Duyu sebanyak 450 unit yang dibangun oleh PUPR. Selanjutnya di Petobo, dan Balaroa yang bangunannya disebut perumahan satelit, kemudian di Tondo berbatasan dengan Talise, ini sebut dengan pembangunan Huntap II dan di Talise Huntap III.

“Untuk pembangunan Hutap I dibangun oleh Buddha Tzu Chi, Yayasan AHA Center, selain itu Apeksi dalam hal ini Pemerintah Kota Surabaya, kemudian pak Wali Kota Palu memerintahkan untuk membuat sekretariat berasama untuk melakukan kolaborasi dari setiap NGO yang akan melakukan rehab/rekon di Palu. Jadi di sekretariat itu akan dibahas apa saja yang sudah dilakukan oleh NGO,” ujarnya.

Kata dia, untuk di Tondo Huntap II dan Huntap III, itu direncanakan, ditambah di Duyu itu full dari PUPR yang kemungkinan menggunakan dana World Bank (Bank Dunia), pembangunan di lokasi ini semua dibangun, baik itu air minumnya, sistem sanitasi, drainase, dan jalan lingkungan.

“Penetapan lokasi (Penlok) pembangunan Huntap berdasarkan kajian, jadi tidak sekadar di tetapkan oleh Gubernur tetapi dibackup dari Kementerian teknis terkait, baik itu dari aspek geologinya, kemudian pontensi kebencanaan di sekiranya itu sudah di kaji, jadi dari dasar itulah lokasi itu dianggap aman, maka ditentukanlah dalam Penlok,” ungkapnya.

 

Sumber: Metro Sulawesi

Tinggalkan Komentar